About “Eko Yulianto”

This slideshow requires JavaScript.

“Ilmu tak mengenal usia”, Kata-kata inilah yang mungkin akan terlintas di benak kita apabila bertemu dengan sosok yang satu ini. Eko Yulianto, Putra dari pasangan Ibu Jumirah dan Bapak suhardi ini saat ini tinggal bersama anak dan istrinya di Perumahan Narogong indah, Jalan Narogong permai XVII, Blok F/14, ia bekerja sebagai karyawan swasta di Karya Adhitama Techindo – Jakarta dan juga seorang mahasiswa di Universitas Gunadarma – Kalimalang.

Pria kelahiran Jakarta pada 27 Juli 1984 ini Merupakan seorang yang sangat tekun dalam menjalankan kehidupan. Demi menghidupkan anak dan istrinya ia rela bekerja sambil kuliah. Ia sama sekali tidak merasa minder dengan rekan-rekan kuliahnya yang mayoritas jauh lebih muda dibandinkan dengannya. Bahkan ia bersikap layaknya remaja-remaja saat ini. Umur bukan lah masalah baginya dalam bergaul dan menuntut ilmu. Karna menurutnya bergaul harus bisa dengan siapa saja dan dari kalangan mana saja serta ilmu harus di kejar sampai kapan pun. Dalam bersosialisasi ia selalu berusaha dapat memberikan kenyamanan setiap orang sekitarnya, hal ini selaras sekali dengan warna kesukaannya yaitu Hijau Ninja dan Biru yang merupakan lambang dari kesejukan dan ketenangan. Ia juga tidak pernah memilih-milh dalam bergaul

Penikmat aliran musik Happy Mettal dan slow Rock yang satu ini bisa menempatkan dirinya dalam kondisi apapun, dia bisa ceria disaat yang memang harus ceria dan bisa sangat serius dalam situasi tertentu. Dalam menjalankan setiap pekerjaan, ia selalu berusaha melakukan yang terbaik demi meningkatkan kemampuannya. Ia tidak mau bekerja hanya sebatas mengerjakan kewajibannya saja. Tapi harus bisa lebih dari apa yang seharusnya dia capai.

Suami dari Yenna Nastuti Sekaligus ayah dari Nadhira Umaiza Althafunnisa yang sangat mencintai makanan pecel ayam, ayam bakar dan udang bakar ini juga tidak jauh dari perkembangan teknologi saat ini yang menjadi tren-tren di masyarakat. Ia sangat mendukung akan perkembanan teknologi saat ini. Karena menurutnya dalam jaman Globalisasi seperti sekarang sangat dibutuhkan Ilmu pengetahuuan yang besar. selain itu perkembangan IPTEK sangat membantu dalam menjalakan setiap detik kegiatan yang dilakukannya. Mungkin belum banyak yang bisa ia beri terhadap bumi tapi apa yang ia beri terhadap keluarganya dan bagaimana ia berusaha untuk yang terbaik sudah merupakan hal yang luar biasa yang dapat kita pelajari darinya.

PERKEMBANGAN IPTEK BAGI MANUSIA

Teknologi merupakn sesuatu yang dapat memberikan nilai tambah, dapat memudahkan dan meningkatkan kinerj.Teknologi akan terus meningkat seiring berkembangnya ilmu pengetahuan.

Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.

Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan  membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.

Asal Usul kehidupan Manusia

Berbicara mengenai asal usul manusia tidak lepas dari sebuah teori yang sangat terkenal yaitu Teori Evolusi Darwin. Teori ini menyatakan bahwa manusia berasal dari kera. Namun, sebagai seorang manusia yang dilahirkan sempurna apakah kita mau disamakan dengan seekor kera yang dianggap sebagai nenek moyang manusia. Lalu darimanakah sebernarnya kita berasal?. Pertanyaan ini terdengar sulit untuk dijawab karena banyaknya teori-teori yang terkadang masuk akal tapi tidak logis seperti teori evolusi Darwin. Darwin meyakini bahwa kesempurnaan manusia adalah hasil perubahan yang bersifat aksidental dan pertikaian untuk kekal. Atas dasar ini, naluri etika yang merupakan kekuatan batin manusia yang paling unggul dan berbeda sekalipun muncul dari sebuah pilihan natural. Ya, banyak ahli biologi seperti Wallace memiliki asumsi yang berbeda dengan asumsi Darwin itu. Mereka mengklaim bahwa pilihan natural tidak mampu menjustifikasi kekuatan-kekuatan naluri manusia yang lebih tinggi. Hal itu karena pilihan natural  hanya memberikan kepada manusia liar sebuah otak yang lebih unggul dibandingkan otak seekor kera. Maka dari itu teori ini belum bisa kita terima seutuhnya.

Dalam Al Qur’an, Allah mengungkapkan bahwa manusia diciptakan secara ajaib. Untuk menciptakan manusia pertama, Allah membentuk tanah liat, lalu meniupkan ruh ke dalamnya:

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”. (QS. Shaad, 38: 71-72)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (QS. Al Mu’minuun, 23: 12)

Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): “Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. (QS. Ash Shaffaat, 37: 11)

Terlihat di sini bahwa manusia tidak diciptakan dari kera atau makhluk hidup lainnya, sebagaimana kaum evolusionis Muslim inginkan kita percayai, namun dari tanah liat, suatu zat yang tak-hidup. Allah secara ajaib mengubah zat tak-hidup itu menjadi manusia dan meniupkan ruh ke dalamnya. Tidak ada “proses evolusi alamiah” yang bekerja di sini, melainkan penciptaan Allah yang ajaib dan langsung. Nyatanya, firmanNya sebagaimana berikut ini memperlihatkan bahwa manusia diciptakan langsung oleh kekuasaan Allah